Laporan Wartawan Tribun Jateng, A Prianggoro
TRIBUNNEWS.COM, MAGELANG - Korban pembunuhan dukun pengganda uang Muhyaro, Yulanda Irfan (37), ditemukan dalam kondisi masih berpakaian lengkap namun tidak memakai sepatu.
Jenazah dosen Undip yang juga anak dari Guru Besar Undip itu dikubur di sebuah liang lahat di area kebun rumah Muhyaro di RT 7 RW 1, Dusun Petung, Desa Ngemplak, Windusari, Kabupaten Magelang.
"Masih memakai baju dan celanan, bahkan ikat pinggang. Hanya saja, kedua matanya dalam kondisinya tertutupi kain putih mirip kalau seseorang sedang menjalankan proses ritual," kata Kasat Reskrim Polres Magelang, AKP Saprodin, kepada Tribun Jateng, Sabtu (27/07/2013).
Seperti diberitakan, satu di antara tiga jenazah yang ditemukan diduga kuat merupakan Yulanda Irfan, anak Profesor Dr Barda Nawawi SH, Guru Besar Fakultas Hukum Universitas Diponegoro (Undip) Semarang.
Jenazah itu ditemukan di sebuah ladang di dekat rumah dukun pengganda uang, Muhyaro (41), di RT 7 RW 1, Dusun Petung, Desa Ngemplak, Windusari, Kabupaten Magelang, Sabtu (27/07/2013).
Muhyaro tewas setelah terjun ke jurang sedalam 300 meter, yang menyeret Kanit Resmob Polda Jateng, AKP Yahya R Lihu, Kamis (25/7/2013), yang ikut meninggal akibat jatuh ke jurang juga. "Jenazahnya sedang dalam perjalanan ke Rumah Sakit Bhayangkara Semarang," kata seorang anggota polisi, Sabtu (27/7/2013).
Polisi dan warga menemukan "ladang mayat" di sekitar rumah Muhyaro (41), dukun penggadaan uang yang tewas bersama Kanit Resmob Polda Jateng, AKP Yahya R Lihu. Rumah Muhyaro terletak di RT 7 RW 1, Dusun Petung, Desa Ngemplak, Windusari, Kabupaten Magelang.
Informasi yang dihimpun Tribun Jateng, penemuan mayat itu berlangsung Sabtu (27/7) pagi. Polisi telah melakukan pencarian kuburan tersebut sejak Kamis (25/7) pagi. Warga menemukan tiga jenazah. (*)