Monday, 1 July 2013

Katering Payah, Sarapan Basi PORPROV IV JATIM MADIUN

MADIUN – Noda penyelenggaraan Porprov Jatim IV di Kota Madiun seolah tak ada habisnya. Penyelenggara tampaknya harus menanggung malu lantaran kembali ditemukan jatah konsumsi atlet dan ofisial tidak layak. Itu terjadi di hotel Mariton Baru, Jalan Sawo, Kota Madiun, untuk ofisial dan atlet pencak silat. Setidaknya, ada 91 kotak berisi ayam goreng, tempe, telur, nasinya didapati sudah basi. ’’Ini bagaimana kok nasinya sudah basi,’’ kata Bambang, ofisial pencak silat kontingen Banyuwangi, ditemui Jawa Pos Radar Madiun, kemarin (27/6).

Di hotel Mariton Baru, di antaranya ditempati atlet pencak silat dari 14 kabupaten/kota di Jatim. Seperti kontingen Lamongan, Sampang, Pamekasan, Bangkalan, Kabupaten Malang, Kabupaten Probolinggo, Situbondo, Ngawi, Ponorogo, Kota Mojokerto, Banyuwangi. Juga, Nganjuk, Kabupaten Mojokerto, Kabupaten Kediri. Insiden jatah nasi basi pernah menimpa atlet cabor basket yang menginap di Pusdiklat Perum Perhutani pada 21 Juni lalu, atau sehari sebelum porprov dibuka. Itu jatah makan malam pertama atlet cabor basket dari sejumlah kabupaten/kota.

Bambang menyampaikan, nasi kotak itu diantar LO sekitar pukul 06.30 WIB. Ataum jatah sarapan hari keenam porprov. Dia menyebutkan, ketika akan dikonsumsi, nasi dalam kondisi berair dan berbau tidak enak. Mendapati makanan tidak layak perwakilan ofisial meminta LO agar memintakan ganti ke katering. ‘’Kami cari petugasnya yang mengantar, karena atlet-atlet harus sarapan sebelum bertanding,’’ ujarnya.

Senada disampaikan Sukohadi, ofisial pencak silat kontringen Nganjuk yang menyampaikan nasi sudah basi. Sebenarnya, katanya, kondisi lauk masih bagus. Tapi, karena ikut bercampur dengan nasi basi, ikut dikembalikan ke LO. ‘’Daripada terjadi kenapa-kenapa dengan atlet, mendingan nasi kotak itu saya kembalikan,’’ paparnya.

Sayangnya, pagi kemarin tak kunjung diganti oleh pihak katering. Sehingga, pihaknya terpaksa
merogoh kocek untuk membelikan sarapan enam atlet serta tiga ofisial lainnya. Jika ditotal, Sukohadi mengeluarkan duit hingga Rp 100 ribu.

Agus, ofisial pencak silat kontingen Banyuwangi menyayangkan kejadian tersebut. Menurutnya, meski sepele, menjadi masalah besar di edisi porprov berikutnya. Dia menyebutkan, kejadian itu bukan kali pertama karena sebelumnya jatah jus para atlet juga didapati tak layak. ‘’Hari Selasa (25/6), jus tomatnya itu rasanya nggak karuan,’’ jelasnya.

Atas insiden lanjutan 91 kotak jatah sarapan atlet yang basi, Ketum PB Porprov Jatim IV Dhimam Abror Djuraid menyayangkan pihak katering. Sesuai prosedur, pihak katering wajib mengganti jatah makan tersebut. ‘’Begitu ketahuan harus diganti saat itu juga. Kalau tidak, diganti uang dan katering harus tanggung jawab,’’ kata Abror, kepada Jawa Pos Radar Madiun.

Dijelaskan, PB Porprov sudah berupaya sekuat tenaga agar tercipta zero mistake makanan basi. Meski begitu, di Porprov Jatim IV yang diselenggarakan di Kota Madiun tahun 2013 kembali terulang. Yakni, lanjutnya, jatah kali pertama makan malam atlet cabor basket di Pusdiklat Perum Perhutani pada 21 Juni lalu. Selanjutnya terulang insiden serupa di Hotel Mariton Baru, Jalan Sawo, Kota Madiun jatah sarapan atlet pencak silat didapati sudah basi. ‘’Kami minta kalau ada temuan segera melaporkan,’’ ujarnya.

Jumlah konsumsi atlet yang dilayani setiap harinya mencapai ribuan. Meski begitu, Abror sebenarnya tidak mau kejadian makanan basi pada Porprov IV di Kota Madiun. Menurutnya, pemkot tidak bisa membandingkan kondisi kelancaran makanan dan minuman (mamin) peserta MTQ Jatim XXVIII di Kota Madiun yang lancar dengan sejumlah masalah konsumsi atlet di porprov. ‘’Tidak bisa dibanding-bandingkan, latar belakang peserta saja berbeda,’’ ujarnya.

Bukan hanya persoalan nasi basi, Abror juga dipusingkan dengan sejumlah cabor dari beberapa daerah yang pulang meninggalkan Kota Madiun tidak pamit. Sehingga, jatah sarapan yang diberikan tersisa. Hingga hari keenam pelaksanaan porprov, sesuai data yang dimiliki, 20 persen dari 7.288 atlet dan ofisial memutuskan pulang. ‘’Saya yakin saat penutupan masih banyak atlet yang bertahan di Kota Madiun,’’ tandasnya. (ota/irw)

sumber http://www.radarmadiun.info/blog/2013/06/katering-payah-sarapan-basi/