TRIBUNNEWS.COM - Ini lagi satu contoh bos Yakuza
(Kumicho) yang mundur dari kelompok Yakuza lalu menjadi pendeta Buddha.
Membuat buku otobiografinya dalam bahasa Jepang berjudul "Kehidupan dan
Masa Yakuza, Pergi ke Shura" yang dibuatnya tahun 1996. Tapi dirinya
akhirnya meninggal jatuh dari lantai 7 dan sempat mengatakan "Tak
apa-apa, bawa saja ke rumah sakit. Saya akan jalan ke mobil" kepada
stafnya yang menemukan dan menolongnya di lantai satu. Tak lama kemudian
pendeta Buddha tersebut meninggal.
Ini bukan cerita di film, tetapi kenyataan yang terjadi tanggal 10
Februari 2013, Takahiko Inoue, mantan Kepala Yakuza dari kelompok
Inagawakai, meninggal dalam usia 65 tahun sebagai pendeta Budha.
Sampai sekarang tak ada bukti dan tak ada yang tahu mengapa dia jatuh
dari lantai tujuh rumahnya tersebut. Yang pasti orang Jepang percaya
kalau seseorang membunuh pendeta Buddha pasti pembunuh itu akan jatuh ke
neraka terdalam tak terselamatkan lagi pada akhir hayatnya. Jadi di
Jepang tak ada yang berani membunuh pendeta Budha. Jadi polisi sampai
saat ini tidak melakukan penyelidikan dan menganggapnya jatuh dari
lantai tujuh karena kecelakaan dan akhirnya meninggal.
Inoue kelahiran Kumamoto tahun 1947 memang unik. Saat usia 20 tahunan
dia ke Kanto (Tokyo dan sekitarnya) bekerja di pelabuhan dan bergabung
dalam kelompok Yokosuka Ikka, salah satu kelompok yang berafilasi ke
Inagawakai, kelompok Yakuza terbesar ketiga di Jepang.
Dia bekerja sebagai bodyguard pribadi bosnya, Susumu Ishii, kepala
Yokosuka Ikka, dan Ishii menjadi generasi kedua pimpinan Inagawakai.
Ishii sempat dijuluki sebagai Bapak Ekonomi Yakuza karena pintar bermain
di bidang finansial.
Inoue sama seperti anak muda lain, cepat
marah dan sempat masuk penjara karena pemerasan serta kekerasan dan
berbagai kejahatan (tindak pidana). Nama panggilannya Oni no Inoue.
Artinya, Si Setan Inoue.
Saat dipenjara, Inoue belajar mengenai Budha dan bahkan menjadi
pendeta Budha. Sekaligus juga menjadi Kepala Kelompok Inoue yang
berafilasi ke Inagawakai.
Di dalam buku orobiografinya itu dia menuliskan, "Banyak tantangan
sebagai anak muda tetapi kita harus bisa memberikan disiplin kepadanya."
Sebagai kepala yakuza yang membawahi 150 anggotanya, Inoue memang
dianggap banyak orang sebagai Yakuza yang aneh. Peraturan kelompoknya
yang dibuatnya, sebagai member kelompoknya dilarang menggunakan atau
membeli narkoba. Dilarang mencuri, Dilarang merampok, Dilarang
menyalahgunakan seks serta larangan segala sesuatu yang sangat memalukan
dalam kemanusiaan (ninkyodo). Inilah dampak Kepala Yakuza yang juga
merangkap sebagai Pendeta Budha. Satu orang tetapi dengan figur yang
saling bertolak belakang.
Dia suka minuman keras dan suka judi. Tetapi sangat ketat dalam
pengaturan narkoba. Tulisan dalam bukunya juga menyebutkan ada stafnya
yang melanggar melakukan jual beli narkoba langsung dipecatnya
dikeluarkan dari kelompoknya.
Kelompok yakuza yang dipimpinnya memang memberikan pinjaman lintah
darat kepada yang masyarakat yang membutuhkan selama beberapa tahun.
Tetapi untuk mikajimeryo atau uang proteksi akhirnya dia memerintahkan
anak buahnya agar menghentikan praktek hal tersebut.
Akibat kebaikan Inoue tersebut, seorang pemilik bar mengomentari,
"Inoue tidak pernah minta melebihi daripada yang kita miliki," tulisnya
di buku tersebut. Bahkan seorang polisi mengomentari, "Saya tidak
mendukung Yakuza tetapi Inoue sama sekali tidak menimbulkan kesulitan
pada kami. Dia tidak terlibat pada pemalsuan, penipuan, tidak terlibat
pada narkoba, tidak terlibat pada pemerasan menggunakan kekerasan. Dia
menjada semua stafnya dalam koordinasi yang baik tidak menyusahkan kami.
Tampaknya dia punya standar sendiri. Saya tak mengatakan dekat dengan
Inoue tetapi dia pernah meminjamkan saya buku mengenai Budha dan minuman
anggur yang baik," papar seorang polisi.
Inoue tampaknya dikenal sebagai pimpinan Yakuza yang justru mengikuti
hukum yang ada. Membayar pajak dengan baik, menjadi pengusaha dengan
baik, bahkan mengoperasionalkan restoran dan memiliki 10 bangunan,
menghasilkan income yang baik dari bisnisnya. Dia pun mengikuti saran
mantan bosnya, Ishii, "Jadilah Yakuza yang membayar pajak dengan baik."
Meskipun demikian Inoue sadar terjadinya perubahan Yakuza saat ini
seperti ditulis di bukunya tersebut. Kesulitan Yakuza saat ini membuat
diri mereka melirik Narkoba agar mendapatkan penghasilan besar. Bahkan
akan melakukan perampokan agar dapat banyak uang.
Pastikanlah agar kelompok saya dijauhkan dari hal-hal kurang baik
tersebut karena saya percaya ada karma yang akan membalas kepada
kehidupan kita suatu waktu nanti.
Seperti tertulis pada buku
YAKUZA INDONESIA terbitan Kompas, Juli 2013, inilah salah seorang
anggota Yakuza bahkan satu satu bos Yakuza termasuk 10 persen yang
baik. menjadi pendeta Budha sekaligus menjadi bos Yakuza. Filosofi Budha
yang mengilhami kepemimpinannya sebagai bos Yakuza.
Tapi meninggalnya jatuh dari lantai tujuh mungkin juga bagian dari
karma kehidupannya. Entahlah apa yang terjadi di dunia "after death" di
sana. Menarik juga kita perhatikan bersama fenomena Yakuza ini.
Info lengkap Yakuza silakan klik www.yakuza.in